Cerita Seks – Pelanggan Tetapku Menyerahkan Istrinya Kepadaku
Cerita Seks – Pelanggan Tetapku Menyerahkan Istrinya Kepadaku – ini terjadi saat* aku bekerja pada suatu* dealer otomotif di Jakarta. Ketika tersebut* aku berumur 24 tahun. Pada ketika* kesatu* kali menjadi salesman kendaraan bermotor khususnya* jenis sedan, aku mulai menggali* pelanggan di wilayah* pondok indah.
Karena kendaraan yang aku jual termasuk ruang belajar* atas, maka tentunya tempat* ini yang sangat* cocok. Kebetulan aku diberitahu temanku , bila** temannya yang bekerja sebagai pilot sedang menggali* kendaraan.
Setelah diberi tahu lokasi* tinggal* temanku tersebut, aku langsung meluncur mengarah ke* rumah yang dimaksud. Rumah tinggi dengan pagar berwarna hijau muda, demikian temanku menyerahkan* tanda-tanda lokasi* tinggal* tersebut. Aku segera memarkir kendaraanku di depan rumah. Bel kutekan, dan lantas* keluarlah seekor anjing helder menyambutku.
“Hhhrrr…. gukk.. ggukkk…. hrr…”. Wah sempat ciut pun* nyaliku. Kemudian tak berapa lama kemudian terbit* seorang bapak memanggil berteriak…”Dony… dony… masukk…”, katanya.Wah canggih* banget nama si anjing ini. Aku jadi inget temenku di kantor yang mempunyai* nama* Dony, untungnya dia nggak gua ajak ke sini. Kalo gua ajak bisa- dapat* marah sama yang punya anjing.
” Cari siapa pak?” tanya pak tua penjaga rumah.” Pak Dedi ada?” tanyaku.” Ada pak, lagi di dalam, silahkan masuk” katanya seraya* membuka gerbang rumah.Kemudian akupun masuk dan duduk di teras rumah. Tak berapa lama lantas* seorang bapak yang kira – kira umurnya 35 tahunan, terbit* dan menemuiku.
” Dedi ” katanya seraya* menyalamiku.” Denny ” kataku seraya* balas menyalami.” Ini pak, saya inginkan* menawarkan mobil BMW yang seri…”” Oh ya ..saya telah* tau, saya udah ditelpon Diana kemaren ” katanya mencukur* pembicaraanku.” mm..oh ya..? .ini brosurnya pak.dan bapak dapat* lihat – lihat spesifikasinya.” kataku.
Pak dedi menerima brosurku dan membacanya sekilas.” Begini dik denny, saya inginkan* ke Amerika sekitar* 2 minggu ini, guna* urusan lanjutnya istri saya saja yang ke showroom” katanya. Kemudian dia memanggil istrinya…” Venn, sini bentar sayang….”. Wah, mesra banget nih pak Dedi.
Tak lama lantas* seorang perempuan* datang.” Ini loh Venn, saya kan udah janji inginkan* kasih hadiah ultah ke kamu, nah pak Denny ini yang dari showroom, nanti anda* yang urus semuanya yah, sekitar* papa ke Amerika.” Kata pak Dedi untuk* istrinya.”Ok pah” katanya seraya* mengulurkan tangannya ke arahku.”Venny..” katanya.
Wah halus banget tangannya. Sebagai gambaran, Venny istri pak Dedy ini tingginya selama* 160 an, body sexy, rambut sebahu, wajah cantik serupa* bintang sinetron WG, usia* sekitar 32 tahunan, dada selama* 36B.” Oh ya kalo gitu, kelak* ibu saya persilahkan ke showroom kami” kataku sambil memberikan* kartu namaku.
“Pak, saya inginkan* permisi dulu, kelak* ibu kami tunggu di showroom ” kataku seraya* menjabat tangan pak Dedi. Dan akupun meluncur kembali menggali* prospek yang lain. Selama dalam perjalanan kembali* terbayang -bayang tidak jarang* kali* wajah bu Venny yang cantik, bodynya yang sexy..mmmm..
Tulait.tulait.tulait ..bunyi HP ku membangunkanku dari tidur. Wah udah jam 07.00 pagi. ”Selamat pagi, dapat* bicara dengan pak Denny? ” kata suara di seberang. ”Yah, saya sendiri…” kataku.” Pak Denny, ini Venny, yang inginkan* ke showroom bapak…nanti saya datang jam 10 an pagi yah…” kata suara merdu itu.
“Ok deh bu, saya tunggu nanti.” jawabku kegirangan.”Tapi pak, mm…. sopir saya lagi kembali* kampung, dan pak Dedy telah* ke amrik tadi pagi, bisakah bapak kesini? Maaf ya pak, kalo tidak menganggu.” katanya. ”Wah bener juga, ntar kalo mobilnya langsung diangkut* siapa yang nyetir yah?” pikirku.”Ok deh bu….saya segera ke sana ” jawabku.
“Makasih pak, saya tunggu yah, bye ” katanya. Kemudian telpon ditutup. Wah pucuk dicinta ulam tiba……Akupun segera mandi dan membawa** kijangku mengarah ke* rumah bu Venny. Tak usah berpanjang lebar..akhirnya aku antar bu Venny mengarah ke* showrom. ”Pak Denny udah nikah?” tanyanya membelah kebisuan. ”Belum bu, Ibu udah berapa lama nikah sama pak dedy? Tanyaku
“Ooo…belum toh, udah 6 tahun ini nikah sama pak dedy ” katanya.”Putranya berapa bu? ” tanyaku. Bu Venny terdiam sebentar. ”Belum punya dik,….habisnya bapak tidak jarang* ke LN” katanya. Wah kasihan bu Venny ini, udah lama nikah belum punya anak juga, tidak jarang* ditinggal pergi tentu* kesepian, pikiranku udah mulai ngeres.
Tak lama lantas* sampailah ke showroom, dan bu Venny jadi melakukan pembelian* mobil tersebut. Dua hari kemudian, senja* hari ketika* aku kembali* kantor, telpon berbunyi.”Selamat senja* dik Denny, dapat* ke sini sebentar? Saya inginkan* menanyakan surat- surat mobil yang kemaren” katanya.”Memang mengapa* bu? ” jawabku.
“Yah kesini bentar aja dik, ibu tunggu loh” katanya. ”Baik bu ” jawabku. Akupun langsung meluncur ke lokasi* tinggal* bu Venny. Sampai di depan lokasi* tinggal* pagar telah* terbuka, dan mobilku disuruhnya dimasukkan ke dalam saja, katanya tidak sedikit* pencurian mobil akhir-akhir ini.
Bu Venny menyilahkan aku masuk dan memblokir* pintu depan. Keadaan sepi ketika* itu, kelihatannya* tidak terdapat* orang lagi di lokasi* tinggal* itu. Kemudian bu Venny duduk di depanku. Dia mengenakan T- shirt, dan celana pendek. Tampak paling* cantik sekali senja* itu. Dan tubuhnya harum sekali.
“Ini loh dik, Ini dulu pernah ganti warna yah mobilnya…? ” katanya seraya* merundukkan badan. Karena T-shirtnya longgar, kelihatan sepasang payudaranya yang menggantung, membuatku jadi tidak fokus* pada pertanyaannya.”Mm….ehh..ya bu…ada apa bu?” kataku tergagap gara – gara liatin sepasang payudaranya yang keliatan.
“Wah di Denny kenapa? ini loh dik, mobil ini pernah ganti cat yah?” tanyanya mengulangi seraya* tersenyum simpul.”Oh.iya bu…..ini kebetulan dulu punya rekan* saya, memang pernah dicat ulang, soalnya dia suka bosenan orangnya” kataku.
“Ohh…gitu yah….” katanya seraya* manggut-mangut..”Dik Denny, sebenernya ibu cuma inginkan* ngajak di Denny ke sini aja kok..nggak keberatan kan nemenin ibu.” katanya. Wah kian* mengarah nih bu Venny. ”Nggak bu…” sambil menyangga* nafas. Kemudian bu Venny duduk di sampingku dan meremas tanganku.
“Panggil aja Venny….Denny punya pacar?” tanyanya seraya* memegang pundakku. Wah kian* panas nih, pikirku. “Udah , namun* barusan putus” kataku sekenanya. photomemek.com Kemudian kuberanikan meremas tangannya kembali. ”Venny kesepian yah…ditinggal pak Dedy…emang udah berapa hari gak gituan? ” tanyaku nekat.
“Ah…kamu badung* deh., udah sebulan ini…..” katanya seraya* tersenyum genit dan memegang pahaku. Wah kian* nekat nih, pikirku. Jangan dilewatkan peluang* ini bleh….. tersiar* suara setan yang telah memborgol* diriku. Langsung kucium bibir Venny….aku lilit-lilit lidahnya dengan lidahku. Sepertinya diapun mengimbangi permainan lidahku di mulutnya.
Kemudian aku mulai aku raba-raba payudaranya dari permukaan t-shirt yang dikenakannya. ”Den…pindah ke kamar aja yookk” ajaknya.Kamipun pindah ke kamar. Luas sekali kamarnya, ukurannya 6×6 m. Ada springbed, home theatre, dan kamar mandinya.
Akupun telah* nggak tahan lagi guna* mengeksplorasi masing-masing* jengkal tubuh Venny. kubuka kaos yang dikenakannya, langsung aku kulum dan jilatin putingnya yang telah* mengeras.”Mmmm… mmmmm… mmmm…. hhsss…. aaahhhh… mmm” melulu* desahan-desahan tersebut* yang kudengar dari mulut Venny. Kemudian aku mulai ciumin lehernya yang jenjang, tanpa meninggalkan sejengkal pun.
Aku jilatin lagi putingnya seraya* meremas pelan-pelan masing-masing* sudut sudut payudaranya. Sambil dia berdiri aku jilatin pusernya. Vennypun kelihatan mulai tak tahan lagi, dia pegangi rambutku seraya* mendesah – desah tak karuan. Kemudian aku rebahkan dia di springbed. ” kamu ganas* banget deh den…..hhh” katanya seraya* tersenyum genit.
Kemudian aku angkat kakinya ke atas, aku jilatin jari – jari kakinya yang halus dan bersih, aku jilatin betisnya, seraya* meraba – raba pahanya. Betisnya paling* halus dan terawat, begitupun dengan pahanya. Kemudian aku buka celana pendeknya , dan kangkangin kakinya membentukk huruf** V. Wah ternyata dia nggak pake celana dalam. Kayaknya memang telah* persiapan bikin* ML.
Kemudian aku jilatin jembutnya yang tipis dan apik* menghiasi kemaluannya .”Ahh Denn…. mmm… hhhh…. ahhhhh…. mmmm” melulu* itu yang terbit* dari mulut Venny saat* kujilati memeknya. Kemudian aku jilatin bibir memeknya atas bawah bergantian dengan pelan dan pasti. Tak kusisakan sejengkalpun guna* mengeksplorasi bibir memeknya.
“Oohhhhhhh… mmmmm…… ahhhhh… dennyymmm…. sshhh… mm……:” melulu* itu yang berkali kali tersiar* dari mulut Venny. Aku jilatin clitorisnya seraya* aku lilit dengan lidahku keras-keras. ”Ahhhh dennnn… laggiii… mmm….. dennnn.. ahhhh…” kian* ngak jelas desahannya. Aku terus jilatin clitorisnya… aku masukkin jariku ke dalam memeknya dan aku terbit* masukkin, seraya* terus menjilatin clitorisnya.
” Ahhhh… mmmmm…… mm..ooohh… Dennnn.. aahhh….. kammu… apaiinnnn.. mmmemekku…. ohhhhh. ” katanya seraya* mendesah desah nggak karuan dan menggoyang goyangkan pinggulnya kiri kanan. Aku lebih intensifkan jilatanku dan diapun mulai memegang – megang kepalaku dan akhirnya……..”Aahh…. denn… akkkuu……. nyammmpeee.. aaahh……. ahhhhhh…. mmm” katanya seraya* membenam- benamkan mukaku ke memeknya.
Terasa cairan mengairi* lidahku…….. dan lantas* dia bangun dari posisinya dengan wajah berkucuran keringat. Dan payudaranya juga* mengkilap basah oleh keringat, membuatku kian* terangsang.”Denn.. anda* hebattt… belum pernah aku menikmati* seperti ini” katanya seraya* memelukku.
“Terima kasih yah Den, sering- seringlah kemari. Aku tidak jarang* kali* menunggumu…” bisiknya.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,